Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Kota Yogyakarta

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :
Kelompok Produk X
Depot Safety is the No. 1 Occupational Health and Safety Service Company in Indonesia

PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN HUTAN DEPOT SAFETY Terlengkap

BEST DEAL
PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN HUTAN Kebakaran Hutan adalah Suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian ekonomis, pengembangan ilmu pengetahuan, dan ekologis atau nilai lingkungan hidup. Kebakaran hutan menyebabkan banyak kerugian diantaranya kerugian ekologis, ekonomis, dan sosial. Oleh karena itu tindakan pengendalian kebakaran hutan perlu dilakukan. Salah Satu Cara Pengendalian Kebakaran yaitu dengan tindakan pemadaman kebakaran. Kegiatan tersebut memerlukan pengenalan peralatan pemadaman kebakaran hutan. Peralatan pemadaman kebakaran diantaranya helm, sarung tangan, baju pelindung kebakaran, tempat minum, serokan, golok, masker, gergaji, sepatu boot, sabuk, kapak dua fungsi (pulaski), alat pemotong, pengait rumput, dan semak (bushhooks), sekop api (fire shovel), garu sekop (shovel rake hoe), cangkul, kepyok api (flaper), fire broom (penggaruk), dan pompa punggung (backpack sprayer). Peralatan pemadam kebakaran tersebut sangat berperan penting dalam kegiatan pemadaman kebakaran. Kebakaran Hutan adalah keadaan hutan / lahan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan/lahan dan hasil-hasilnya dan menimbulkan kerugian. Secara umum, penyebab kebakaran hutan adalah kondisi suhu udara yang tinggi dan curah hujan yang rendah, sehingga sisa-sia bahan olahan kayu, daun, dan rumput kering yang bergesekan mudah terbakar. Kebakaran hutan terjadi ketika matahari bersinar terang dan suhu udara tinggi, bila di permukaan tanah terdapat mineral berwarna terang, maka mineral tersebut dapat berfungsi sebagai lensa yang menghasilkan titik api, sehingga kobaran api mulai terbentuk. Tiupan angin yang menyertai akan menyebarluaskan kebakaran. Api merupakan zat pijar yang menyala dan mengeluarkan cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala, asap, dan bara. Api bisa terjadi dengan adanya tiga unsur berikut, yaitu: benda yang dapat terbakar (bahan bakar), panas, dan Oksigen (udara). Ketiganya biasa disebut sebagai segitiga api (fire triangle of combustion). Jadi untuk memadamkan api kita perlu menghilangkan salah satu dari ketiga unsur tersebut. Selain itu, dalam pengendalian kebakaran hutan yang terjadi maka diperlukan suatu alat dalam menghambat dan menghentikan api agar tidak menjalar lebih luas. Pelaksanaan pemadaman bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pada metode pemadaman langsung, semua upaya pemadaman diarahkan langsung pada lidah api. Dalam metode ini ada dua pilihan : Pertama menyerang muka api dengan kepyokan (alat pemukul) atau melemparkan material, seperti tanah/lumpur/pasir pada lidah api. Kedua memulai memadamkan api dari bagian belakang dan bergerak ke depan melalui ke dua sisi api dan terakhir menguasai muka api. Pilihan yang pertama adalah mungkin pada kondisi kebakaran kecil. Pada kasus kedua, di mana kondisi kebakaran besar dan terlalu panas untuk didekati, sehingga strategi penyerangan harus dimulai dari belakang dan kemudian bergerak menyerang melalui sisi api hingga didapatkan muka api, tindakan tersebut diambil untuk mengurangi panas dan menghentikan penyebaran api ke arah samping. Jika kebakaran kecil pada daerah belukar dan menjalar ke arah bukit, dan terlalu panas untuk diserang dari arah depan, mulailah memadamkan api dari arah belakang dan kemudian bergerak ke depan melalui sisi-sisi api di dalam areal yang sudah terbakar dan menujulah ke arah muka api setelah kebakaran mencapai puncak bukit. Penyerangan langsung dari depan dimungkinkan apabila muka api telah mencapai puncak punggung bukit. Kebakaran harus dikendalikan sebelum api turun atau loncat ke sisi bukit atau bukit lain. Pada pemadaman tidak langsung, ilaran ditempatkan bergantung pada topografi dan sekat bakar alami atau buatan yang sudah ada seperti jalan. Metode pembakaran tidak langsung merupakan alternatif lain jika kebakaran menjalar dengan sebegitu cepatnya dan melintasi bahan bakar berat dan kemudian adalah sudah tidak memungkinkan lagi untuk diserang secara langsung. Ilaran Api Ilaran api sering dibuat dengan bantuan alat sekop, garu dan alat-alat pemotong (parang, gergaji tangan dan chain saw). Untuk material yang tak terbakar atau lambat terbakar sebaiknya dipinggirkan untuk menghindari resiko. Sedangkan material yang mudah terbakar dimasukkan ke dalam daerah yang pasti terbakar. Semak belukar dibersihkan dengan alat pemotong. Setelah itu ditindak-lanjuti dengan alat garu atau cangkul sepanjang ilaran untuk membersihkan humus sehingga nampak tanah mineral. Penting bahwa vegetasi yang belum terbakar antara garis ilaran dengan sisi api harus dibakar. Untuk daerah yang berbukit, garis ilaran dibuat parit yang dimaksudkan untuk mencegat/menangkap meterial terbakar yang menggelinding. Kedalaman dan lebar dari parit bergantung pada kecuraman lereng serta ukuran dan material alami yang ada di atas bukit. Penggunaan Air Air adalah sarana pemadaman yang paling efektif. Jika air tersedia dan dimanfaatkan untuk pemadaman dengan benar, maka itu merupakan alat terbaik dan tercepat untuk mengendalikan api. Tetapi, air yang tersedia dengan cukup, jarang dimanfaatkan untuk memadamkan api sampai mati. Sehingga air biasanya hanya sekedar untuk pendinginan lokasi dan untuk menghambat penyebaran api. Air dapat dipasok dari truk tangki, pompa punggung dan penampung air lainnya. Apabila kebakaran terjadi pada rerumputan, semak belukar, serasah dan topografi datar maka truk tangki dapat bergerak secara perlahan-lahan sepanjang sisi api. Pada daerah yang mana truk tangki tidak dapat dioperasikan, pemadaman dengan pompa punggung dapat dilakukan dengan cara yang sama. Pelaksanaan pemadaman dengan air akan efektif bila dilaksanakan penyemprotan sejajar dengan sisi api. Air harus digunakan dengan efisien dan secukupnya untuk menghindari pemborosan/kelangkaan air. Penggunaan Tanah / Lumpur Tanah/lumpur ataupun pasir adalah cukup efektif untuk mengendalikan api pada pohon mati, sisa-sisa tegakan atau pangkal-pangkal semak belukar. Tindakan tersebut sangat menolong untuk menekan api dan pendinginan. Material tersebut dilemparkan dengan mengayunkannya pada dasar lidah api sepanjang sisi api. Gerakannya harus cepat dan terus-menerus. Bahan bakar panas yang tertutupi tanah tersebut jangan dianggap sudah aman, karena sewaktu-waktu api tersebut akan muncul kembali dan terjadilah kebakaran lagi. Seperti api yang sudah tertutupi, segera dipadamkan setelah penyebaran api diawasi. Penggunaan Ranting (kepyokan) Kebakaran permukaan (serasah atau semak) dapat juga dikendalikan dengan menggunakan ranting atau “karung goni” basah. Metode ini dapat digunakan untuk pendinginan sisi api dalam pembuatan ilaran api. Gerakan ayunan dari ranting tersebut langsung dikenakan pada api sedemikian sehingga bara api dan percikan api terdorong ke dalam areal yang terbakar. Bakar Balas Bakar balas merupakan sebuah trik yang berbahaya dan beresiko besar, dengan demikian cara tersebut dapat dilaksanakan apabila regu pemadaman betul-betul telah terlatih dan berpengalaman. Beberapa pertimbangan, dilaksanakannya bakar balas antara lain : apabila api merembet dengan cepat yang sulit diatasi dengan metode penyerangan secara langsung, atau adalah bahaya untuk menyerang pada jarak dekat, atau karena kondisi alamnya yang tidak memungkinkan mengerahkan tenaga sebegitu banyak, atau keterbatasan tenaga sehingga tidak bisa menyerang secara langsung. Ilaran api harus sudah dimantapkan pada daerah yang strategis sebelum api balas dinyalakan. Jalan-jalan yang sudah ada, jembatan atau sekat bakar lainnya dapat dimanfaatkan. Ilaran sebisa mungkin dibuat lurus dan di dalam lokasi dengan mempertimbangkan angin, kelerengan dan bahan bakar, pembakaran yang baik adalah bertemunya api balas dengan api utama di dalam areal yang terbakar. Bakar balas dimulai pada titik yang tertinggi pada ilaran untuk dibakar dan kemudian menyambung dengan areal yang terbakar. Kewaspadaan tetap dijaga terutama pada kemiringan lebih dari 20% untuk menghindari meluncurnya material panas. Mop – Up Semua Api adalah Berpotensi membawa bahaya jika tidak dimatikan dengan benar-benar. Mop-up dikerjakan setelah kebakaran terkontrol. Pekerjaannya terdiri dari pemadaman sisa-sisa api atau memindah-mindahkan material yang masih membara di sepanjang atau dekat ilaran api. Patroli / Pengawasan adalah diperlukan pada tahapan pemadaman kebakaran, sehingga percikan api yang terakhir sudah tidak nampak lagi. Tetap waspada harus dipegang pada kawasan yang terbakar maupun kawasan yang tidak terbakar di sekelilingnya, untuk mendeteksi loncatan api. Pada tipe-tipe bahan bakar yang terbakar secara cepat, patroli / pengawasan mungkin perlu hanya beberapa hari saja, sedangkan di dalam bahan bakar berat patroli mungkin diperlukan untuk beberapa hari atau bahkan mingguan. Satu Tujuan Penting dari patroli dan pengawasan, adalah untuk mencari dan memadamkan sisa-sisa bahan bakar yang terbakar di dalam areal yang terbakar. Tujuan Patroli dan Pengawasan adalah Untuk mencari dan memadamkan sisa-sisa bara api di dalam areal yang terbakar, yang kemungkinan akan menyala kembali dan merembet keluar ilaran api. Pentingnya patroli dan pengawasan perlu ditekankan, baik pada waktu setelah terjadi kebakaran dalam beberapa jam, atau lewat sehari atau bahkan setelah seminggu. Hal ini untuk memastikan bahwa kebakaran sudah tidak berpengaruh lagi terhadap lingkungannya. Berbagai macam peralatan yang digunakan untuk pengendalian kebakaran meliputi peralatan tangan, peralatan mekanik ( Chain Saw, Tractor dan Bulldozer ), dan Pompa Air Portable ( Mudah dibawa ). Peralatan yang umum digunakan adalah peralatan tangan. Peralatan Tangan adalah peralatan seperti alat potong dan alat pengikis yang pada dasarnya digunakan secara umum untuk membuat dan membersihkan ilaran dan memadamkan api dengan lumpur / tanah. Peralatan tangan yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut : Kapak Mata Satu, Gergaji Tangan, Chain Saw, Pompa Punggung, Kapak Mata Dua, Sekop, Pengait Semak dan Kepyok ( Pemukul Api ). Sarana dan prasarana pengendalian kebakaran hutan adalah peralatan dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung pengendalian kebakaran hutan. Peralatan dan fasilitas tersebut terdiri dari : 1. Peralatan Tangan 2. Perlengkapan Perorangan 3. Pompa Air dan Perlengkapannya 4. Peralatan Telekomunikasi 5. Pompa Bertekanan Tinggi 6. Peralatan Mekanis 7. Peralatan Transportasi 8. Peralatan Logistik, Medis, dan SAR 9. Gedung PERALATAN TANGAN 1. Kapak Dua Fungsi ( Pulaski ) Berfungsi memotong pohon kecil, mencongkel menggaruk, dan menggali dalam pembuatan ilaran api dan pembersihan bahan bakar. 2. Kapak Dua Mata Berfungsi memotong pohon ukuran kecil hingga sedang. 3. Alat Pemotong dan Pengait ( Bushhook ) Berfungsi untuk mengurangi akumulasi bahan bakar yang ada di tajuk. 4. Golok Fungsinya untuk membersihkan semak belukar / ranting. 5. Gergaji Fungsinya untuk menebang pohon-pohon kecil. 6. Gepyok / Pemukul Api ( Flapper ). 7. Garu Tajam ( Fire Rake ) Fungsinya untuk mengumpulkan bahan bakar permukaan. 8. Garu Pacul. 9. Cangkul Fungsinya untuk menggali tanah. 10. Sekop ( Shovel ) fungsinya untuk melemparkan tanah atau lumpur serta memukul api. 11. Pompa Punggung ( Backpack Pump) Fungsinya untuk menyemprotkan air. 12. Obor Sulut Tetes. PERLENGKAPAN PERORANGAN 1. Helm 2. Lampu Kepala 3. Kacamata 4. Slayer 5. Sarung Tangan 6. Kopel Rim 7. Peples 8. Sepatu Boot 9. Pakaian Pelindung POMPA AIR DAN PERLENGKAPANNYA - Slip On Unit / Pompa Sorong - Pompa Jinjing - Pompa Apung - Tangki Air PERALATAN TELEKOMUNIKASI 1. Radio genggam (handy talky) 2. Radio mobil 3. RIG 4. HP 5. Megapon 6. Peluit PERALATAN MEKANIS - Gergaji rantai (chainsaw) - Traktor - Buldozer - Grader PERALATAN TRANSPORTASI - Mobil/kapal/pesawat pemadam - Mobil Slip On Unit - Mobil/kapal personil dan logistik - Sepeda motor GEDUNG - Gudang peralatan - Kantor - Mes personil - Garasi - Bengkel FUNGSI MASING - MASING PERALATAN : ___________________________________________________________________________ 1. Helm Pemadam : Melindungi kepala dari kemungkinan adanya sesuatu yang berbahaya seperti loncatan api dan melindungi dari panas 2. Sarung tangan anti panas : Melindungi tangan dari panas dan menghindari kemungkinan adanya gangguan seperi percikan api. 3. Sarung tangan biasa : Memudahkan pada saat memegang peralatan pemadam agar tidak licin 4. Baju pelindung kebakaran : Melindungi badan dari suhu yang cukup panas dan menghindari adanya gangguan yang tidak terduga seperti api loncatan. 5. Tempat minum : Menyimpan persediaan air minum 6. Golok : Untuk membersihkan semak belukar, ranting-ranting pohon pada ssat pembuatan jalan masuk/rintisan menuju lokasi kebakaran dan juga biasa digunakan pada saat pembuatan sekat bakar. 7. Masker : Melindungi pernapasan agar tidak menghirup asap secara berlebihan. 8. Gergaji : Untuk memotong ranting-ranting pohon pada ssat pembuatan jalan masuk/rintisan menuju lokasi kebakaran dan juga bias digunakan pada saatpenebangan pohon-pohon kecil untuk pembuatan sekat bakar. 9. Sepatu boot : Melindungi kaki dari panas dan api. 10. Ikat pinggang : Agar nyaman saat bergerak. 11. Kapak dua fungsi (pulaski) : Untuk memotong pohon-pohon kecil. Kapak ini dapat digunakan untuk mencongkel, menggaruk dan menggali dalam membuat ilaran api. 12. Alat pemotong, pengait rumput, dan semak (bushhooks) : Untuk mengurangi akumulasi bahan bakar yang berda di atas permukaan tanah seperti ranting kering yang menempel pada pohon, daun-daun kering dan lain-lain 13. Sekop Api ( Fire Shovel ) : Untuk melemparkan gumpalan tanah atau lumpur pada bahn bakar yang sedang menyala sehingga dapat menurunkan intensitas kebakaran, serta memukul api sampai padam. 14. Garu Sekop ( Shovel Rake Hoe ) : Pada sisi yang berbentuk cangkul sangat baik digunakan untuk memotong akar, membuat parit dan pekerjaan tanah lainnya dalam rangka mebuat sekat bakat atau ilaran api. Pada sisi yang berbentuk gerigi tajam sangat baik untuk memotong ranting berduri, pohon kecil dan tumbuhan bawah yang sudah kering serta untuk mengumpulkan bahan bakar dalam pembuatan sekat bakar atau ilaran api. 15. Cangkul : Untuk menggali tanah dan menimbunkan tanah tersebut pada api. 16. Kepyok Api ( Flaper ) : Untuk memadamkan api dengan ketinggian lidah api mencapai satu meter. 17. Fire Broom ( Penggaruk ) : Untuk mengumpulkan bahan ringan di bawah tegakan yang lebih tinggi seperti daun-daun kering, ranting kecil atau serasah yang mudah terbakar. 18. Pompa Punggung ( Back Sprayer ) : Untuk menyemprotkan air pada api utama terutama pada kebakaran semak-semak. Lebih efektif untuk jenis kebakaran permukaan. Sangat baik digunakan untuk pemadaman kebakaran di daerah fire break (daerah pinggir batas kebakaran).
  •     dari   1   halaman
  •